Kebangkitan!
Sudah lama
aku tak menulis, hingga kulupa caranya menyusun kata.
Biarlah kini
kumulai lagi, meskipun dengan ejaan yang terbata.
Hari ini aku
kelelahan. Padahal tak ada hal berat yang kukerjakan.
Aku menerka
perlahan. Ada apakah gerangan?
Mentari
masih bersinar terik, dan aku mulai tergeletak di sudut kamar untuk mendelik.
Bersembunyi dari senyumanmu yang kian menekik.
Rintik hujan
mulai turun membasahi bumi. Memanggil ruh-ruh yang tengah terkubur sepi.
Ia bangkit
dan meratapi diri. Mengapa ia tak sanggup melawan hati.
Air berhenti
mengalir namun gelisah tetap bergulir.
Aku telah
berusaha memolesmu butir demi butir, namun mengapa kau masih saja terasa amat
getir?
Aku marah
pada suara, yang mengusik paduan rasa kita.
Mengapa ia
tak diam saja? Aku jengah mendengarnya!
Meskipun
seringkali aku mengais, menangis, dan mengemis mencarinya.
Sebuah nada
indah mengalun dan menyeretku dari persembunyian.
Sederet kata
berbaris rapi dan siap menghakimiku dalam lamunan.
Jika ia saja
bisa berlari kencang, mengapa aku harus merangkak kesusahan?
Aku tidak
terima!
Aku
menghujat diriku dalam pergolakan.
Ku tak boleh
menjadi lemah dan menjijikkan!
Segera
kuberlari menuju harapan.
Meraih
secuil nyawa tercecer dan membalutnya dengan kegirangan.
Aku telah
bangkit dan kembali dalam medan perjuangan!
Comments
Post a Comment