Pencuri (?)


Lantas siapa pula yang akan rela disebut “pencuri”, padahal tiada satu pun yang pernah ia ambil (?)
Ah, ini tidak lucu sama sekali!


Pada suatu waktu ia terduduk lesu. Memandang menyaksikan jutaan mata tengah beradu air mata.
Ia tahu itu luka. Namun ia juga tahu bahwa ia tak lebih dari sebuah bayang.
Ada tetapi tak mungkin bergerak sesukanya. Ada majikan yang harus ia tirukan.

Malam berlalu dan menjadi pagi.
Waktu di mana senyuman terasa lebih menjanjikan.
Waktu di mana luka tak akan lagi dibiarkan bersemayam.
Waktu di mana sapa dan canda bersiap memenuhi setiap sudut ruangan.
Ia menghabiskan pagi bersama pemilik luka lama.
Menyeduh segelas kopi dengan sedikit cerita.

Baru satu tenggak, seseorang datang dan menghujat wanita itu sebagai “pencuri”.
Ia tercengang. Ia terlampau tak mengerti.
Bukankah sedari tadi ia hanya terduduk hingga hari terus berganti.
Dengan mata kosong mengamati, dengan gelas kosong menadahi.
Lantas apa yang sebenarnya ia curi?
Hanya kopi yang ia minum, bukan ia bawa lari.
Hanya teman yang menemaninya bercerita, bukan berkomplot merencanakan hal keji.
Lantas apa yang sebenarnya ia curi?



Comments

Popular Posts