Pejuang Hebat
Senin, 11 Agustus 2014
Pagi ini Cilacap
tengah kelabu.
Hujan terus
mengguyur apa saja yang berdiri di kota ini, sedari tengah malam lalu.
(Sumber: Budiatiningsih, 2014)
Suara langkah
cepat terdengar memecah genangan air di bawah sana. Seorang pemuda kecil
berlari-lari menembus gerimis pagi ini. Hujan ternyata tak mampu menyurutkan
semangatnya untuk menuntut ilmu.
Ketika ia sampai
di depan kelas dan mendapatinya kosong, ia segera tersadar bahwa ia harus
segera bergerak lebih cepat sebelum tertinggal teman-temannya yang kini sedang
shalat duha di mushola dekat sekolahnya. Ia ambil sarungnya dan bergegas
menyusul teman-temannya. Semangatnya ceritakan pada dunia bahwa ia tak ingin
kehilangan satu detikpun momen berharga bersama teman dan guru barunya.
SMP Islam
Citepus.
Di sekolah ini
ia mengenal indahnya menuntut ilmu. Keindahan yang belum tentu bisa dirasakan
oleh teman-temannya yang lain. Di desa ini, tidak banyak anak seusianya yang
mau duduk di bangku sekolah.
(Sumber: Budiatiningsih, 2014)
Ya.. empat dari
seluruh anak di desa ini, dan ia adalah salah satunya. Meskipun hanya empat
orang, tetapi semangat mereka tidak kalah dengan ketika sepuluh anak lain di
desanya dikumpulkan dalam satu waktu. Di saat anak seusianya memilih
menghabiskan waktunya untuk bermain, justru mereka memilih untuk mempercayakan
hari-harinya pada sekolah yang baru berdiri ini. Semangat belajar mereka sama
mengobarnya dengan semangat para guru yang gigih memperjuangkan kehadiran
satu-satunya Sekolah Menengah Pertama di desa ini. Desa Citepus, sebuah desa di
Kecamatan Jeruklegi yang bisa dijangkau dengan perjalanan satu jam dari pusat
Kota Cilacap. Sebuah desa yang berada di pegunungan yang masih sangat hijau.
Seusai shalat
duha, nampak kebahagiaan mengalir deras di wajah salah seorang guru. Ya.. pagi
ini ada seorang murid baru dari desa sebelah. Ia diantarkan oleh ibunya dengan
memakai sebuah mantel.
Subhanallah..
satu lagi murid baru yang memiliki tekad luar biasa untuk maju.
Sepasang mata
ini mungkin saja hanya bisa mengamati.
Air mata di
pelupuk mata ini mungkin saja hanya bisa menetes bersama gerimis di pagi.
Rasa bahagia
merasakan aroma perjuangan para pejuang bangsa, para pejuang agama.
Terimakasih para
pejuang hebat.
Kalian luar biasa
!! :)
Comments
Post a Comment