Mengejar Sunrise #2
Seperti biasa, sebias cahaya menusuk tajam
gerombolan kabut di pagi itu.
Setitik sinarnya menerobos kegelapan dan menciptakan hamparan kehidupan.
Mentari telah menyongsong pagi, namun raga justru melipat asa.
Setitik sinarnya menerobos kegelapan dan menciptakan hamparan kehidupan.
Mentari telah menyongsong pagi, namun raga justru melipat asa.
Entah apa yang terjadi di malam lalu, hingga mentari
menatap syahdu ke dalam sepasang bola mata sendu.
Mungkin mentari tahu apa yang sedang membelenggu insan yang sedang mencoba bermimpi itu.
Mungkin mentari tahu apa yang sedang membelenggu insan yang sedang mencoba bermimpi itu.
Setitik air mata tertumpah mengundang sebuah asa tuk berbenah.
Menyusun kembali puing-puing mimpi yang sempat patah, dan membunuh kata menyerah.
Meskipun luka sempat bertahta dalam rasa, tetap tak ada alasan tuk tidak menenggak keindahan mentari yang bersinar cerah.
Ya .. sunrise di pagi tadi masih sama dengan dua minggu yang lalu ..
Tetap indah, meski ku seduh dengan sebuah rasa yang berbeda ~
Comments
Post a Comment