Mengejar Sunset #3

Masih seperti biasa, menghampiri senja dari satu titik ke titik yang lain.
Dan masih seperti biasa pula, sunset belum juga bersahabat ‘tuk bermurah hati menyapaku.

Kali ini di selatan kota tercinta.
Memandang hamparan air bergelombang manja, yang mengantar sampan-sampan kecil mengarungi keramba.
Ikan-ikan yang sedari tadi menanti, menari lincah menggapai titik-titik kehidupan yang disebar pemiliknya.

Maksud hati menikmati keagungan senja di tepian rawa.
Ketika  jarum jam terus melangkah menuju gelap, ternyata senja di kala itu ..
Ah, benar-benar entah kemana.
Jangankan mentari berpamit pulang, lembayungnya saja tiada mau membiaskan warna jingga.

Tetap terdiam, duduk menanti sebuah keindahan lain yang mungkin saja akan tersuguhkan.
Benar saja, suara adzan maghrib mengalun merdu merasuk di setiap nadi kehidupan.
Satu per satu lampu menyala, mengiringkan gelap yang menyelimuti dunia.
Ah, cahaya dalam gelap memang terlihat menawan.

Satu bintang bertahta, dan kubiarkan roda ini segera berputar kembali ke utara.
Desiran angin, tetesan hujan, dan sebentuk kebekuan malam menutup pencarian sunset petang ini.
Sunset yang selalu saja kuseduh seorang diri.
Bukan karena tak ada gelas untuk berbagi.
Hanya saja, ku ingin menikmati senja bersama seseorang yang masih ku nanti.
Seseorang yang akan menghabiskan waktu pagi, siang, senja, dan malamnya bersamaku.
Ya, suatu hari nanti.