Mengejar Sunset #2
Tipis langkah kaki menggetarkan
barisan anak tangga.
Berderet nafas membara, menggumpal, dan menciptakan sepenggal asa, yang menyeruak memenuhi langit-langit senja.
Lemah tangan melambai, merentang, dan menjemput rasa percaya.
Berderet nafas membara, menggumpal, dan menciptakan sepenggal asa, yang menyeruak memenuhi langit-langit senja.
Lemah tangan melambai, merentang, dan menjemput rasa percaya.
Gelombang cahaya sempurna di ufuk
barat malu-malu bersembunyi di balik mega.
Setajam mata menelisik setiap celah dan ruang yang tiada tersisa.
Kegelapan mengangkara, menumpahkan sebuah rasa bernama kecewa.
Setajam mata menelisik setiap celah dan ruang yang tiada tersisa.
Kegelapan mengangkara, menumpahkan sebuah rasa bernama kecewa.
Rasa sesak mengalir menukik setiap
pembuluh asa yang terbalut luka.
Ia tertunduk, terpejam, dan kembali meneteskan air mata teruntuk sebuah senja.
Ia tertunduk, terpejam, dan kembali meneteskan air mata teruntuk sebuah senja.
Yaa .. sebuah senja yang belum
pernah menyimpulkan senyum untuknya.
Sebuah senja yang masih enggan
membasuh segenap kerinduannya.
Sebuah senja yang masih saja
angkuh mengabainya.
Yaa .. teruntuk sebuah senja yang
akan terus ia nantikan dalam sebuah tarian bersajak kehidupan.
Comments
Post a Comment